Senin, 06 Juni 2011

PERLINDUNGAN DIRI

Upaya perlindungan gagngguan kesehatan pada tenaga kerja pembuatan batik telah dilakukan oleh pengusaha batik. Kepada tenaga kerja telah disediakan alat pelindung diri yang ada yaitu sarung tangan, masker dan sepatu boot. Namun tidak semua tenaga kerja memakai alat pelindung diri yang disediakan. Dermatosis akibat kerja adalah segala kelainan kulit yang timbul pada waktu bekerja atau disebabkan pekerjaan. Istilah dermatosis lebih tepat dari pada dermatosis, sebab kelainan kulit akibat kerja tidak selalu suatu peradangan, melainkan juta tumor atau alergi. Presentasi dermatosis akibat kerja dari seluruh penyakit-penyakit akibat kerja sekitar 50% - 60%,maka dari itu penyakit tersebut mendapat perhatian yang cukup.


 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan beberapa faktor karyawan dalam pemakaian alat pelindung diri dengan kejadiaan dermatosis; mendiskripsikan beberapa faktor dalam pemakaian alat pelindung diri dengan kejadiaan dermatosis; mendiskripsikan masa kerja, paparan, pemakaian alat pelindung diri dengan kejadiaan dermatosis, menganalisis hubungan masa kerja karyawan, paparan dalam pemakaian alat pelindung diri dengan kejadiaan dermatosis, menganalsis alat pelindung diri dengan kejadiaan dermatosis pada pabrik batik di desa Pilang. Penelitian ini termasuk jenis penelitian explanatory survey dengan pendekatan cross sectional study. Sampel yang digunakan sebanyak 50 responden dari populasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa diskripsi frekuensi masa kerja dibagi menjadi dua yaitu > 1 tahun (82%) dan 1 tahun (18%);diskripsi frekuensi paparan yaitu >4 jam (66%) dan <4 jam (34%), sedangkan diskripsi frekuensi pemakaian alat pelindung diri yaitu tidak pakai (64%) dan pakai (36%). Dari hasil uji statistik hubungan masa kerja dalam pemakaian alat pelindung diri dengan kejadiaan dermatosis diperoleh nilai p = 0,001; hubungan paparan dalam pemakian alat pelindung diri dengan kejadiaan dermatosis diperoleh nilai p = 0,004; dan hubungan pemakaian alat pelindung diri dengan kejadian dermatosis diperoleh nilai p = 0,001. Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan masa kerja dalam pemakaian alat pelindung diri dengan kejadiaan dermatosis; ada hubungan pemaparan dalam pemakaian alat pelindung diri dengan kejadian dermatosis; ada hubungan alat pelindung diri dengan kejadiaan dermatosis. Saran ditunjukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen sebagai bahan masukan untuk membina dan memberikan pengetahuan tentang Hiperkes khususnya mengenai kejadiaan dermatosis dengan alat pelindung diri pada Puskesmas; kepada pengusaha batik memberi bahan masukan untuk meminimalkan kelainan kulit pada karyawan pabrik batik di Desa Pilang, kepada karyawan pabrik batik, dengan hasil penelitian ini karyawan pabrik batik sadar tentang faktor-faktor yang berhubungan dalam pemakian alat pelindung diri dengan kejadiaan kelaianan kulit bagi kesehatan khususnya penanganan kejadiaan kelainan kulit di pabrik batik. 


 Kata Kunci: dermatosis,APD RELATION SOME EMPLOYEES FACTOR IN USAGE PERSONAL PROTECTION EQUIPMENT WITH THE OCCURENCE HUSK DISPARITY DERMATOSIS AT EMPLOYEES BATIK FACTORY IN COUNTRYSIDE PILANG DISTRICT MASARAN SUB-PROVINCE SRAGEN FEBRUARI 2005 Effort of protection of health trouble of at labour of batik making have been conducted by batik entrepreneur. To labour have been provided by existing appliance personal protection equipment that is gauntlet,masker and boot. But do not all labour of hence provided personal protection equipment. Dermatosis of effect of activity work is all disparity of husk of arising out of when working or caused by a work.Term dermatosis more precise than dermatosis., because husk disparity of effect of activity do not always an chafe, but million tumor or allergy. Percentage dermatosis of effect of activity from entire all disease of effect of activity of activity of about 50-60%, hence from thatthe desease require to get the attention which enough. Intention of this research is to know the relation of some employees factor in usage of appliance of xself protectorwith the occurence dermatosis: description of some factor in usage of aplication of x'self protector with the occurence dermatosis, description year of service, presentation, usage of appliance of x'self protector with the occurence dermatosis: analysing usage of appliance of x'self protector with the occurence dermatosis of at batik factory in countryside Pilang. This research is including type of research of explanatory survey with the approach of cross sectional study. Sampel used by counted 50 responder from population. Result of research indicate that the description frequency of a period of job divided to become two that is < year (82%) and 1 year (18%); description to presentation frequency that is > 4 hour (66%) and < 4 hour (34%), while description of frequency of usage of appliance of x self protector of x self protector that is do not wear (64%) and wear (36%). From statistical test result of relation of year of service in usage of appliance of X'self protector with the occurence dermatosis obtained by value p=0,001; presentation relation in usage of appliance of x'self protector with the occurence dermatosis obtained by p=0,004, and relation of usage of appliance of x'self protector with the occurence dermatosis obtained by value p 0,001. Pursuant to research result can be taken by conclusion that there is relation of year of service in usage of appliance of x'self protector with the occurence dermatosis; there is presentation relation in usage of appliance of x'self protector with the occurance dermatosis; there is relation of appliance of x'self protector with the occurance dermatosis. Suggestion addressed to Public Health Service of Sub-Province Sragen upon whic input to construct and give the knowledge of>/i> about Hiperkes specially regarding the occurance dermatosis by means of x'self protector of at Puskesmas: to batik entrepreneur give the input materials for the minimization of occurance of husk disparity of at employees of batik factory with the this research result is conscios batik factory employees about corresponding factors in usage of application in usage of appliance of X'self protector with the occurence of husk disparity to health specially handling of occurence of husk disparity of health specially handling of occurence of husk disparity in batik factory.  

CUCI TANGAN

Cuci tangan merupakan salah satu tindakan yang mudah dan murah untuk mencegah penyebaran penyakit. Tangan kita sendiri justru seingkali menjadi perantara dari berbagai bakteri untuk masuk ke dalam tubuh kita. Agar memperoleh hasil yang maksimal, Anda sebaiknya mengetahui bagaimana teknik mencuci tangan yang benar.



Mengapa Harus Cuci Tangan?

Seseorang penderita flu menutup hidungnya dengan tangan saat bersin, kemudian memagang pegangan di bus, saat Anda memegang pegangan tersebut, bakteri flu dapat segera berpindah ke tangan Anda dan apabila Anda memegang hidung atau mulut, kuman tersebut dapat masuk ke dalam tubuh kita. Itulah gambaran betapa mudahnya kuman penyakit berpindah dari satu orang ke orang lain. Penyakit seperti diare, cacingan, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), TBC bahkan penyakit yang mematikan seperti SARS, flu burung (H5N1) dan flu babi (H1N1) dapat dicegah dengan mencuci tangan secara benar. Sayangnya, banyak orang yang meremahkan kebiasaan sehat ini dan mengganggapnya tidak penting. Padahal dengan membiasakan mencuci tangan dengan baik, hidup Anda dan keluarga dapat lebih sehat.

Cara Mencuci Tangan yang Benar

Mencuci tangan yang benar harus menggunakan sabun dan di bawah air yang mengalir. Sedangkan langkah-langkah teknik mencuci tangan yang benar adalah sebagai berikut.
  • Basahi tangan dengan air di bawah kran atau air mengalir.
  • Ambil sabun cair secukupnya untuk seluruh tangan. Akan lebih baik bila sabun mengandung antiseptik.
  • Gosokkan kedua telapak tangan.
  • Gosokkan sampai ke ujung jari.
  • Telapak tangan tangan menggosok punggung tangan kiri (atau sebaliknya) dengan jari-jari saling mengunci (berselang-seling) antara tangan kanan dan kiri. Gosok sela-sela jari tersebut. Lakukan sebaliknya.
  • Letakkan punggung jari satu dengan punggung jari lainnya dan saling mengunci.
  • Usapkan ibu jari tangan kanan dengan telapak kiri dengan gerakan berputar. Lakukan hal yang sama dengan ibu jari tangan kiri.
  • Gosok telapak tangan dengan punggung jari tangan satunya dengan gerakan kedepan, kebelakang dan berputar. Lakukan sebaliknya.
  • Pegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri dan lakukan gerakan memutar. Lakukan pula untuk tangan kiri.
  • Bersihkan sabun dari kedua tangan dengan air mengalir.
  • Keringkan tangan dengan menggunakan tissue dan bila menggunkan kran, tutup kran dengan tissue.
Mengeringkan dengan tissue lebih baik dibandingkan mengeringkan tangan menggunakan mesin pengering tangan yang umum ada di mal. Karena mesin pengering tangan yang dipakai secara umum menampung banyak bakteri yang dapat menularkan ke orang lain.

Kapan Saat Anda Mencuci Tangan?

Mencuci tangan umumnya dilakukan saat sebelum makan, sebelum menyiapkan makanan, setelah memegang daging mentah, sebelum dan setelah menyentuh orang sakit, sesudah menggunakan kamar mandi, setelah batuk atau bersin atau membuang ingus, setelah mengganti popok atau pembalut, sebelum dan setelah mengobati luka, setelah membersihkan atau membuang sampah, setelah menyentuh hewan atau kotoran hewan.
Anda juga sebaiknya mengajarkan kebiasaan baik mencuci tangan ini kepada anak Anda yang masih kecil. Seorang anak senang sekali mempelajari dan menyentuh segala sesuatu tanpa tahu apakah benda tersebut kotor atau tidak. Lalu memasukkan tangannya ke dalam mulut atau memakan makanan tanpa mencuci tangan. Akibatnya sang anak dapat menderita penyakit. Menurut penelitian, penyakit pembunuh anak nomor 1 di Indonesia adalah karena diare, padahal hal ini dapat dicegah dengan mengajarkan anak untuk mencuci tangan.
Mengingat pentingnya cuci tangan, maka setiap tangga 15 Oktober dicanangkan sebagai Hari Cuci Tangan Sedunia. Biasakan diri dan keluarga Anda untuk mencuci tangan sekarang juga.

TEKNIK ISOLASI

Teknik Isolasi



Populasi mikroorganisme yang ada di alam sekitar kita ini sangatlah besar dan cukup kompleks. Beratus spesies mikroba menguasai setiap bagian tubuh kita. Mereka terdapat dalam jumlah yang cukup besar. Sebagai contoh, sekali kita bersin dapat menebarkan beribu- ribu mikroorganisme. Satu gram tinja dapat mengandung jutaan bakteri. Alam di sekitar kita, baik itu tanah, air, mau pun udara juga dihuni oleh kumpulan mikroorganisme. Penelitian yang layak mengenai mikroorganisme dalam berbagai habitat ini memerlukan teknik untuk memisahkan populasi campuran yang rumit ini, atau yang biasanya dikenal dengan istilah biakan campuran, menjadi spesies yang berbeda- beda yang dikenal dengan istilah biakan murni. Biakan murni in teerdiri dari satu populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel induk (Pelczar, 1986). Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, substrat yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, kapang dan sebagainya. Populasi dari mikroba yang ada di linkungan ini sangatlah beraneka ragam sehinga dalam mengisolasi diperlukan beberapa tahap penanaman sehingga berhasil diperoleh koloni yang tunggal. Koloni yang tunggal ini kemudian yang akan diperbanyak untuk suatu tujuan penelitian misalnya untuk menngisolasi DNA mikroba yang dapat mendeteksi mikroba yang telah resisten terhadap suatu antibiotik. Atau untuk mengetahui mikroba yang dipakai untuk bioremediasi holokarbon (Ferdiaz, 1992).
Pemindahan bakteri dari medium lama ke medium yang baru atau yang dikenal dengan istilah inokulasi bakteri ini memerluakn banyak ketelitian. Terlebih dahulu kita harus mengusahakan agar semua alat- alat yang akan digunakan untuk pengerjaan medium dan pengerjaan inokulasi benar- benar steril. Hal ini untuk menghindari terjadinya kkontaminasi, yaitu masuknya mikrooba lain yang tidak diinginkan sehingga biakan yang tumbuh di dalam medium adalah benar- benar biakan murni (Dwidjoseputro, 1990).
              Di dalam keadaaan yang sebenarnya dapat dikatakan bahwa tidak ada bakteri yang hidup secara tersendiri terlepas dari spesies yang lainnya. Untuk menyendirikan suatu spesies dikenal beberapa cara, yaitu (Dwidjoseputro, 1990) :

1.Dengan pengenceran
      Cara ini pertama kali dilakukan oleh Lister pada tahun 1865. Ia berhasil memelihara Streptococcus lactis dalam piaraan murni yang diisolasi dari sampel susu yang sudah masam. Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam- macam spesies diencerkan dalam suatu tabung yang tersendiri. Dari hasil pengenceran ini kemudian di ambil kira- kira 1 ml untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 ml untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa koloni yang akan tumbuh dalam medium tersebut, akan tetapi mungkin juga kita hanya akan memperoleh satu koloni saja. 
Dalam hal yang demikian ini dapat kita jadikan piaraan murni. Jika kita belum yakin, bahwa koloni tunggal yang kita peroleh tersebut merupakan koloni yang murni, maka kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel.


2. Dengan penuangan 
Robert Koch (1843- 1905) mempunyai metode yang lain, yaitu dengan mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang mudah diencerkan, dan sampel ini kemudian di sebar di dalam suatu medium yang terbuat dari kaldu dan gelatin encer. Dengan demikian dia memperoleh suatu piaraan adukan. Setelah medium tersebut mengental maka selang beberapa jam kemudian nampaklah koloni- koloni yang masing- masing dapat dianggap murni. Dengan mengulang pekerjaan di atas, maka akhirnya akan diperoleh piaraan murni yang lebih terjamin.
Ada beberapa metode yang biasanya dilakukan untuk menanam biakan di dalam medium diantaranya adalah (Lay, 1994) 

1. Metode cawan gores
Metode ini mempunyai dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan waktu. Namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang lumayan yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang dilakukan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. Dua macam kesalahan yang umum sekali dilakukan adalah tidak memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik- baiknya untuk digores sehingga pengenceran mikroorganisme menjafi kurang lanjut dan cenderung untuk menggunakan inokulum terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan sel- sel yang digores.
2. Metode cawan tuang
Cara lain untuk mempeeroleh biakan koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme ialah dengan mengencerkan eksperimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan yang kemudian di cawankan. Karena konsentrasi sel- sel mikroba di dalam eksperimen pada umumnya tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang- kurangnyya satu di antara cawan–cawan tersebut mengandung koloni- koloni terpisah baik di atas permukaan maupun di dalam agar. Metode ini memboroskan waktu dan bahan namun tidak memerlukan keterampilan yang terlalu tinggi.
Proses pemisahan/pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Teknik tersebut dikenal dengan Isolasi Mikroba. Terdapat berbagai cara mengisolasi mikroba, yaitu (Admin, 2008) :

1) Isolasi pada agar cawan
Prinsip pada metode isolasi pada agar cawan adalah mengencerkan mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal. Terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan, yaitu: Metode gores kuadran, dan metode agar cawan tuang. Metode gores kuadran. Bila metode ini dilakukan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satusel.
Metode agar tuang berbeda dengan metode gores kuadran, cawan tuang menggunakan medium agar yang dicairkan dan didinginkan (50
oC), yang kemudian dicawankan. Pengenceran tetap perlu dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir mengandung koloni-koloni yang terpisah di atas permukaan/di dalamcawan.
2) Isolasi pada medium cair
Metode isolasi pada medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair.
Metode ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa serial pengenceran. Semakin tinggi pengenceran peluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar.
3) Isolasi sel tunggal
Metode isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme berukuran besar yang tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan/medium cair. Sel mikroorganisme dilihat dengan menggunakan perbesaran sekitar 100 kali. Kemudian sel tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler yang sangat halus ataupun micromanipulator, yang dilakukan secara aseptis.

LANGKAH KERJA
Teknik Isolasi
1.      Mengambil media dalam petri dish yang telah dibuat.
2.      Meletakkan petri dish di atas meja dan membuka sebentar, kurang lebih 15 menit kemudian ditutup kembali.
3.      Menginkubasikan secara terbalik pada temperatur optimum selama 24-48 jam.
4.      Menyimpan dalam lemari pendingin, melakukan pengamatan pertumbuhan bakteri dan jamur pada praktikum selanjutnya.
5.      Mengamati bakteri dan jamur yang tumbuh secara makroskopis.
6.      Melakukan isolasi bakteri dengan teknik streak plate, pour plate, dan spread plate

TRANSMISI KUMAN

TRANSMISI KUMAN
Transmisi kuman rnerupakan proses masuknya kuman ke dalam tubuh manusia yang dapat menimbulkan radang atau poses tersebut melibatkan beberapa unsur di antaranya:
1. Resevoir
2. Jalan Masuk
3. Inang (host)
4. Jalur Keluar
5. Jalur penyebaran



PENCEGAHAN INFEKSI

Tindakan-tindakan pencegahan infeksi dalam pelayanan asuhan kesehatan :
1. Meminimalkan infeksi yang disebabkan mikroorganisme (bakteri, virus, jamur).
2. Menurunkan resiko penularan penyakit yang mengancam jiwa (hepatitis dan
HIV/AIDS).

Penolong persalinan dapat terpapar hepatitis dan HIV di tempat kerjanya melalui :
1. Percikan darah atau cairan tubuh pada mata, hidung, mulut atau melalui
diskontinuitas permukaan kulit (luka atau lecet kecil).
2. Luka tusuk akibat jarum yang terkontaminasi atau peralatan tajam lainnya, baik
saat prosedur dilakukan atau saat memproses peralatan.

Defenisi tindakan-tindakan dalam pencegahan infeksi :
1. Asepsis atau teknik aseptik
Asepsis atau teknik aseptik adalah semua usaha yang dilakukan dalam
mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh yang mungkin akan
menyebabkan infeksi. Caranya adalah menghilangkan dan/atau menurunkan
jumlah mikroorganisme pada kulit, jaringan dan benda-benda mati hingga
tingkat aman.
2. Antisepsis
Antisepsis adalah usaha mencegah infeksi dengan cara membunuh atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit atau jaringan tubuh
lainnya.
3. Dekontaminasi
Dekontaminasi adalah tindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwa
petugas kesehatan dapat menangani secara aman benda-benda (peralatan
medis, sarung tangan, meja pemeriksaan) yang terkontaminasi darah dan cairan
tubuh. Cara memastikannya adalah segera melakukan dekontaminasi terhadap
benda-benda tersebut setelah terpapar/terkontaminasi darah atau cairan tubuh.
4. Mencuci dan membilas
Mencuci dan membilas adalah tindakan-tindakan yang dilakukan untuk
menghilangkan semua darah, cairan tubuh atau benda asing (debu, kotoran)
dari kulit atau instrumen.
5. Disinfeksi
Disinfeksi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan hampir semua
mikroorganisme penyebab penyakit pada benda-benda mati atau instrumen.
6. Disinfeksi tingkat tinggi (DTT)
Disinfeksi tingkat tinggi (DTT) adalah tindakan yang dilakukan untuk
menghilangkan semua mikroorganisme kecuali endospora bakteri, dengan cara
merebus atau cara kimiawi.
7. Sterilisasi
Sterilisasi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua
mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit), termasuk endospora bakteri
pada benda-benda mati atau instrumen.

Prinsip-prinsip pencegahan infeksi yang efektif berdasarkan :
1. Setiap orang (ibu, bayi baru lahir, penolong persalinan) harus dianggap dapat
menularkan penyakit karena infeksi yang terjadi bersifat asimptomatik (tanpa
gejala).
2. Setiap orang harus dianggap beresiko terkena infeksi.
3. Permukaan tempat pemeriksaan, peralatan dan benda-benda lain yang akan dan
telah bersentuhan dengan kulit tak utuh, selaput mukosa, atau darah harus
dianggap terkontaminasi sehingga setelah selesai digunakan harus dilakukan
proses pencegahan infeksi secara benar.
4. Jika tidak diketahui apakah permukaan, peralatan atau benda lainnya telah
diproses dengan benar, harus dianggap telah terkontaminasi.
5. Resiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara total tetapi dapat dikurangi hingga
sekecil mungkin dengan menerapkan tindakan-tindakan pencegahan infeksi
yang benar dan konsisten.

Tindakan-tindakan pencegahan infeksi meliputi :
1. Cuci tangan
2. Memakai sarung tangan
3. Memakai perlengkapan pelindung
4. Menggunakan asepsis atau teknik aseptik
5. Memproses alat bekas pakai
6. Menangani peralatan tajam dengan aman
7. Menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan serta pembuangan sampah secara
benar.

Persalinan dan kelahiran bayi bisa terjadi di luar institusi, baik di rumah, klinik bersalin swasta, polindes, atau puskesmas. Jika proses ini berlangsung di rumah, hati-hati agar benda-benda yang terkontaminasi tidak menyentuh daerah yang telah dibersihkan dan disiapkan untuk suatu prosedur.

Selasa, 24 Mei 2011


Menjaga Kesehatan Saat Hamil

Begitu Anda tahu hamil, berbagai macam perasaan muncul di hati, kaget, senang, dan panik. Kepanikan muncul biasanya karena ini adalah pengalaman pertama Anda dan Anda tidak tahu apa-apa soal kesehatan. Karena itu, ketika Anda ke dokter Anda juga tidak tahu harus bertanya apa. Untuk itulah M&B bagikan beberapa poin yang harus Anda diperhatikan dan perlu Anda tanyakan pada dokter kandungan Anda lebih lanjut.
“Anda perlu menjaga asupan makanan dan minuman”
Kali ini Anda makan tidak hanya untuk Anda, tetapi juga untuk si janin. Jadi Anda harus berpikir dua kali sebelum makan dan minum. Dokter seharusnya memberikan daftar makanan dan minuman apa saja yang perlu ditambah, dikurangi atau dihindari. Yang pasti, makanan yang mengandung kalsium dan asam folat tinggi perlu ditambah. Makanan yang mengandung gula dan lemak tinggi perlu dikurangi. Yang harus dihindari adalah makanan dan minuman yang tidak dimasak matang atau tidak dipasturisasi.
“Anda perlu periksa gigi”
Karena peningkatan hormon estrogen dan progesteron, gigi dan gusi ibu hamil menjadi lebih sensitif. Pembuluh darah dan kadar pH cairan gusi Anda mengalami perubahan yang membuatnya rentan terhadap serangan kuman. Jangan heran bila saat Anda menggosok gigi, Anda akan meneteskan darah.
“Anda mungkin akan merasa tidak nyaman”
Ada yang mengalami kehamilan dengan mudah, tanpa ngidam, dan terlihat lebih cantik. Tetapi Anda bisa jadi mengalami kehamilan yang agak merepotkan, ngidam hal yang aneh, dan merasa tidak menarik. Ibu hamil juga memiliki risiko mengalamiantenatal depression. Depresi ini bisa mulai dari hanya mengalami mimpi buruk sampai stres berlebih. Perasaan ini muncul dari kecemasan Anda dalam menyambut si bayi.
“Anda boleh berhubungan seksual”
Dokter Anda mungkin tidak akan membicarakan hal ini jika Anda tidak bertanya. Anda pun mungkin malu bertanya. Tenang saja, Anda dan suami bisa tetap berhubungan seksual. Tetapi bila kandungan Anda bermasalah, misalnya ada mium, Anda harus berkonsultasi pada dokter untuk keamanan dan kenyamanan hubungan seksual Anda.
“Periksa rhesus darah Anda”
Sekitar 85% orang memiliki kandungan protein dalam sel darah merah yang disebut dengan rhesus positif. Bila Anda tidak memiliki protein itu, sel darah Anda disebut rhesus negatif. Sayangnya, bila darah Anda rhesus negatif dan darah janin Anda rhesus positif, Anda bisa terkena anemia. Darah Anda akan menganggap darah janin sebagai ‘penyerang’ lalu menciptakan antibodi untuk menyerang balik sel darah si janin. Segera periksa rhesus darah Anda dan si janin. Bila diperlukan, Anda bisa mendapatkan suntikan untuk mencegah komplikasi ini.
“Hati-hati ketika minum obat”
Ironis memang, ketika hamil, Anda rentan terhadap gangguan kesehatan, rasa sakit dan nyeri di bagian-bagian tubuh. Tetapi justru saat hamil Anda dianjurkan untuk tidak mengonsumsi obat penghilang rasa nyeri (painkiller) seperti aspirin, ibuprofen, dan codeine. Bila Anda terserang flu, Anda lebih baik istirahat dan mengonsumsi makanan yang secara alami akan menguatkan daya tahan tubuh Anda seperti buah, sayur, susu, dan madu. Namun apabila Anda terpaksa minum obat, parasetamol adalah pilihan yang aman. Ingin meminum suplemen vitamin? Pilih tablet multivitamin yang mengandung banyak vitamin masing-masing dengan dosis rendah. Ingat, kelebihan vitamin dan mineral juga memiliki akibat buruk.
Waspadai Sakit Kepala, Bengkak, dan Gatal-gatal
Sakit kepala, sakit punggung, muntah, dan sedikit bengkak adalah hal wajar selama hamil. Tetapi bila semuanya dirasakan sekaligus dan cukup parah, Anda perlu periksa plasenta Anda. Hal ini adalah gejala pre-eklampsia dan bila tidak diatasi segera, Anda bisa kehilangan janin Anda.
Periksa kandungan secara rutin dan beritahu dokter segala keluhan Anda. Meski Anda pikir itu wajar, tetap ceritakan riwayat kehamilan Anda dari bulan ke bulan. Dokter tidak akan bisa memberi diagnosa tanpa tahu keluhan Anda. Bila perlu, Anda minta periksa tekanan darah dan urin.
Selain itu, waspadai gatal-gatal berlebihan karena hal ini merupakan gejala obstetric choletasis yang bisa berakhibat fatal. Obstetric choletasis adalah kondisi liver yang berhubungan dengan kehamilan Anda.